PJB Dukung Misi Kemanusiaan Rumah Sakit Terapung di NTT
Bencana dari Siklon Seroja yang melanda NTT pada 4 April 2021 lalu memberikan dampak yang luar biasa baik dari segi infrastruktur maupun dari segi sosial masyarakat. Hingga kini tercatat 181 orang menjadi korban jiwa dalam bencana tersebut.
PJB sebagai perusahaan yang ikut proaktif mendukung recovery kelistrikan di NTT telah menerjunkan belasan expert untuk fokus turun tangan membantu permasalahan aliran listrik pasca bencana.
Di sisi lain, dukungan PJB juga mengalir lewat Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang telah berangkat menuju NTT pada 14 April 2021. Keberangkatan RSTKA membawa misi kemanusiaan dengan membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan di NTT, membantu upaya pemulihan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, serta membantu upaya pemulihan kerusakan lingkungan pasca bencana.
Maka dari itu, RSTKA menerjunkan 25 orang yang siap melaksanakan pemulihan dari berbagai aspek yang terdiri atas 5 orang dokter spesialis, 4 orang dokter umum, 1 orang farmasi, 1 orang psikolog, 1 orang perawat, 4 orang tim air bersih, 1 orang tim publikasi dan dokumentasi, 7 orang ABK, serta beberapa mahasiswa yang ikut bergabung.
Dalam misi kemanusiaan kali ini, RSTKA mengemban tugas diantaranya :
- Pelayanan kesehatan rujukan (pelayanan tim dokter spesialis)
- Pelayanan kesehatan dasar
- Trauma healing
- Pendampingan pemulihan ekonomi keluarga
- Penyediaan air bersih
- Dapur pengungsi
- Pendistribusian bantuan logistik yang diperlukan
- Reboisasi dengan penanaman pohon buah berkualitas
- Edukasi tentang Covid-19, PHBS dan Adaptasi Kebiasaan Baru
Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut ditargetkan rampung pelaksanaannya hingga 12 Mei 2021. Sejak awal dioperasikan, RSTKA telah melakukan melakukan pelayanan kesehatan di 45 pulau terpencil di Indonesia baik dalam keadaan bencana ataupun tidak.
Melalui dukungan terhadap RSTKA, PJB berharap recovery masyarakat NTT dapat berlangsung dengan cepat terutama di masa pandemi dan bulan puasa seperti saat ini, sehingga masyarakat yang menjadi korban memperoleh akses pertolongan dengan baik agar dapat kembali beraktivitas dengan normal.