Kolaborasi Terintegrasi, UP Brantas Hadirkan Teknologi Modifikasi Cuaca
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan sebuah program Inovasi dari UP Brantas dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kini berganti nama menjadi Badan Riset dan Inovasi (BRIN). TMC adalah usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumber daya air di atmosfer, dengan memanfaatkan parameter cuaca untuk menambah intensitas curah hujan pada daerah tertentu, dengan tujuan menambah aliran air yang akan masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Pada peluncurannya (06/10) yang dipimpin oleh Karyawan Aji selaku Direktur SDM & Administrasi PJB, Dr. Rifky Sadikin selaku Plt. Direktur Pengelolaan Laboratorium Fasilitas Riset dan Kawasan Sains Badan Riset dan Inovasi (BRIN) dan juga beberapa jajaran Senior Leaders PJB, kehadiran TMC memberikan arti tersendiri dalam peningkatan produktivitas PLTA, terutama ketika PLTA Brantas menjadi salah satu pembangkit hijau yang diandalkan oleh PJB.
Meskipun baru secara resmi diluncurkan di awal bulan Oktober 2021, TMC ini sudah dikerjakan oleh UP Brantas sejak tahun 2019. Pada dasarnya, TMC dioperasikan dengan metode penyemaian dari darat, biasa disebut TMC GBG (Ground Based Generator), di mana untuk bahan semainya membutuhkan jenis material bentuk Flare yang dibakar di udara untuk menghasilkan butiran berukuran halus.
TMC ini dilakukan di beberapa lima titik seperti Tumpang, Wajak, dan juga Jagir. Salah satu lokasinya adalah di UB Forest yang terletak di Sumbersari, Tawang Argo, Karangploso, Kota Malang. Terkait hal itu PT PJB berterimakasih sekaligus bersyukur atas kolaborasi yang apik dengan pihak UB Forest untuk keberlangsungan TMC ini. Sebagai informasi, selain meningkatkan produktivitas PLTA, TMC juga memberikan manfaat terhadap pertanian.
“Dengan adanya TMC ini kami sangat berharap dapat meningkatkan produksi energi listrik di PLTA dan menjaga keberlangsungan perusahaan” ujar Ardi Nugroho selaku Kepala Bidang Pengembangan Teknologi PT PJB.