Delegasi Indonesia – Italy G20 Peer Review Kunjungi UP Cirata
UP Cirata terpilih sebagai lokasi kunjungan karena dinilai dapat mewakili komitmen pemerintah dalam pengembangan EBT yang ramah lingkungan dan secara tak langsung juga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan semangat G20 Peer Review on Fossil Fuel Subsidy Reform yaitu berupaya mengurangi subisidi bahan bakar fosil dan mengurangi kebijakan yang mendukung penggunaan bahan bakar fosil karena dinilai tidak efisien serta berdampak pada kerusakan lingkungan.
Pada kesempatan tersebut Direktur Operasi I PT Pembangkitan Jawa-Bali Sugiyanto, memaparkan Peran EBT pada Bauran Komposisi Elektrifikasi di Indonesia, khususnya oleh PLTA dan PLTS Cirata. Ia juga menyampaikan rencana pengembangan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 200 MW yang akan menjadi PLTS terapung terbesar di dunia.
Sementara itu, Senior Manajer Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero) Sutiyo Siswanto, memberikan penjelasan terkait pembangunan Renewable Energy di Indonesia. Hingga September 2017 komposisi pembangkit EBT di Indonesia yang telah beroperasi mencapai 12% dari total kapasitas seluruh pembangkit sebesar 52.231 MW. Potensi pengembangan EBT di Indonesia masih sangat terbuka.
Sutiyo juga memaparkan rencana dan strategi PLN dalam 10 tahun mendatang yang salah satunya akan mengoptimalkan energi primer lokal, seperti mulut tambang, mulut sumur dan sumber daya EBT yang dapat mereduksi biaya produksi, serta meningkatkan nilai ekonomis energi primer lokal.
Selain paparan dan diskusi, kunjungan juga diisi dengan peninjauan lokasi ke PLTS Cirata 1 MW, PLTA Cirata 1.008 MW, lokasi rencana pembangunan PLTS Terapung 200 MW di waduk Cirata.
Kunjungan ke UP Cirata merupakan penutup rangkaian acara delegasi Indonesia – Italy G20 Peer Review on Fossil Fuel Subsidy Reform. Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah dan objek review bersama dengan Italy, yang membahas tentang kebijakan fiskal di sektor energi, khususnya bahan bakar fosil dan perkembangan Renewable Energy.
Sebagai salah satu anggota G20 forum, Indonesia dipandang berhasil mengurangi subsidi bahan bakar minyak melalui pencabutan subsidi premium dan mengganti mekanisme subsidi pada solar. Indonesia juga dinilai berhasil melakukan reformasi pada segi kelistrikan, melalui pengurangan subsidi listrik bagi pelanggan listrik skala besar.
Sehingga pada tahun 2017 subsidi lebih tepat sasaran bagi masyarakat miskin. Inilah alasan mengapa Indonesia terpilih menjadi objek dan lokasi peer review. Melalui kegiatan peer review Indonesia berbagi pengalaman dari sisi kebijakan, sisi administrasi dan pertimbangan apa saja yang dilakukan dalam melakukan reformasi. (ric)