111 Tahun Kebangkitan Nasional
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, TaÃąjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”
(Mahapatih Gajah Mada)
Sobat PJB, petikan di atas merupakan Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Kerjaan Majapahit pada tahun 1258 Saka atau 1336 M. Ia bertekad tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan Nusantara. Sumpah ini menjadi embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini.
Pada era perjuangan kemerdekaan, persatuan ini mendapatkan momentum dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi yang didirikan oleh Dr Sutomo dan delapan mahasiswa STOVIA ini menjadi tonggak penting persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dalam entitas sebagai sebuah bangsa. Setelah Indonesia merdeka, hari kelahiran Boedi Utomo kemudian diperingati sebagai Hari kebangkitan Nasional. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1948 saat pemerintahan Presiden Soekarno.
Hari ini, Senin (20/5) tepat 111 tahun sejak Boedi Oetomo berdiri. Segenap instansi di tanah air mengadakan upacara untuk memperingati momentum kebangkitan nasional tersebut. PJB juga turut memperingati Hari Kebangkitan Nasional dengan menggelar upacara dikantor pusat dan unit-unitnya yang tersebar di tanah air.
âBangkit untuk Bersatu,â menjadi tema yang digaungkan dalan peringatan 111 Tahun Kebangkitan Nasional. Tersirat makna bahwa bangsa ini harus bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia. Perbedaan adalah lumrah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun bagaimana menyikapi perbedaan untuk tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa adalah suatu keharusan.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional!
Semoga kebangkitan dan persatuan selalu mewarnai gerak anak bangsa dalam menggapai kejayaan Republik Indonesia di masa yang akan datang.