Perbaiki Sungai Kampar, Gubernur Sumatera Barat belajar dari Waduk Cirata
Sungai Kampar memiliki panjang 580 km, berhulu di Bukit Barisan Sumatra Barat dan bermuara di pesisir timur Pulau Sumatra di wilayah provinsi Riau. Sungai ini merupakan pertemuan dua buah sungai yang hampir sama besar, yang disebut dengan Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Kawasan hulu air sungai ini dimanfaatkan untuk PLTA Koto Panjang 114 MW yang dikelola oleh PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU).
Kondisi lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar tak ubahnya permasalahan di DAS Citarum, yang mengalami degradasi kualitas lingkungan karena pencemaran dari aktivitas domestik, industri, peternakan, perkebunan, pertanian, hutan tanaman industri, perikanan dan pertambangan.
Gubernur Sumatera Barat (Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, S.Psi., M.Sc.) bekerjasama dengan WWF (World Wide Fund for Nature) secara khusus mengundang PT Pembangkitan Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) untuk memberikan sharing knowledge tentang pengelolaan lingkungan Waduk Cirata. Sharing knowledge disampaikan dalam rapat teknis inisiasi pengembangan imbal jasa lingkungan pada Selasa (23/7) di Padang. Acara ini dihadiri oleh Gubernur, para Bupati, Kepala Dinas, dan stakeholder terkait Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Kepala BPWC, Wawan Darmawan, menyampaikan alternatif pola pengelolaan lingkungan melalui berbagai model kerjasama. Salah satunya keterlibatan BPWC dalam program Citarum Harum yang dapat mengintegrasikan kewenangan multi stakeholder guna menjaga fungsi utama Waduk Cirata untuk operasional PLTA.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumbar berharap komitmen stakeholder dalam restorasi dan pelestarian Sungai Kampar sebagaimana kesungguhan stakeholder Sungai Citarum.(rtp)