Back The 13th Meeting of HAPUA WG 1
Memproduksi tenaga listrik dengan cara yang aman, andal, kompetitif, dan ramah lingkungan merupakan bagian dari praktik pembangunan berkelanjutan dalam sistem energi. Oleh karena itu, pembangkit listrik berperan untuk memasok listrik yang terjangkau dengan meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasi 2 PT PJB, Miftahul Jannah dalam pembukaan The 13th Meeting of HAPUA Working Group 1 di Bali yang berlangsung pada tanggal 23 – 24 April 2019.
Lebih lanjut, Miftah yang merupakan Ketua HAPUA Working Group 1 memaparkan bahwa optimalisasi operasi pembangkit listrik menjadi cara untuk mencapai pertumbuhan bisnis dan melindungi lingkungan. “Kita harus berusaha untuk mencapai tingkat ketersediaan yang tinggi, menjaga efisiensi, dan mengurangi biaya. Penyediaan layanan O&M kelas dunia adalah salah satu solusi untuk manajemen pembangkit listrik yang optimal.”
The 13th Meeting of HAPUA Working Group 1 (HWG 1) diikuti oleh delapan negara, meliputi Thailand, Philippine, Myanmar, Malaysia, Lao PDR, Vietnam, Indonesia, dan Singapura. Hari pertama diisi dengan laporan perkembangan program HWG 1, sharing session, presentasi dan diskusi, serta penandatanganan letter of transmittal. Sementara pada hari keduanya peserta melakukan kunjungan kerja ke PLTDG Pesanggaran dan kunjungan budaya ke Desa Panglipuran.
Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) merupakan asosiasi perusahaan dan otoritas kelistrikan di ASEAN yang bertujuan untuk menjalin kerjasama antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara di bidang ketenagalistrikan. HAPUA terbagi dalam 5 kelompok kerja (Working Group), yaitu: Generation & Renewable Energy (WG 1), Transmission / APG (WG 2), Distribution and Power & WG 3), Policy Studies & Commercial Development (WG 4) dan yang Human Resources (WG 5).