Keramba Jaring Apung Cirata akan Diganti
Upaya untuk memperbaiki kualitas perairan Waduk Cirata terus dilakukan oleh Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC). Diantaranya dengan membatasi dan mengurangi populasi keramba jaring apung (KJA) di waduk yang menjadi sumber air bagi PLTA Cirata itu. Warga yang selama ini menggantungkan mata pencaharian pada KJA akan diberdayakan dan dialihprofesikan menjadi usaha perikanan tangkap berbasis budidaya.
BPWC telah menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan riset perikanan tangkap berbasis budidaya (Culture Base Fisheries – CBF) di perairan Waduk Cirata Pusat Riset Perikanan. Penandatangan tersebut dilakukan di Gedung Aula Badan Riset Budidaya Ikan Hias pada Jumat (8/3) di Depok.
Kerjasama dimaksudkan untuk mengimplementasikan Program Citarum Harum secara berkelanjutan melalui upaya alih profesi dan pemberdayaan masyarakat yang memanfaatkan Waduk Cirata sebagai sumber penghasilan usaha dari Keramba Jaring Apung menjadi usaha perikanan tangkap berbasis budidaya.
Culture Based Fisheries merupakan kegiatan perikanan tangkap dimana ikan hasil tangkapan berasal dari benih ikan hasil budidaya yang ditebarkan ke dalam badan air. Benih ikan yang ditebarkan akan tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami yang tersedia. Penebaran benih ikan umumnya dilakukan secara rutin karena ikan hanya tumbuh dan tidak diharapkan berkembang biak. Oleh karena itu, ketersediaan benih dari hasil pembenihan ikan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengembangan CBF.
Budidaya perikanan CBF dinilai lebih efisien sebagai alih usaha perikanan berbasis KJA untuk menjaga kualitas air di Waduk Cirata. Budidaya ikan tangkap akan mengurangi pakan ikan yang masuk ke dalam Waduk Cirata. (Mfd)